![]() |
Spanduk penyegelan terpasang di depan gedung DPRD Banyumas (20/03) |
Jumat (20/3), ratusan
mahasiswa Unsoed yang mengatasnamakan KBMU (Keluarga Besar Mahasiswa Unsoed)
melakukan penyegelan Gedung DPRD Banyumas secara simbolik. Hal ini dilakukan akibat
tuntutan aksi long march yang mereka
lakukan tidak terpenuhi. Selain itu massa juga berorasi dan membuat replika
makam di depan gerbang gedung DPRD.
Massa menuntut adanya
audiensi dengan Ketua DPRD Banyumas, namun sebagian besar anggota DPRD sedang
melakukan kunjungan kerja. Meskipun demikian, Ali Husein, Presiden BEM Unsoed,
dan Dhanang dari Kementerian Luar Negeri, melakukan audiensi dengan Staff Penampung
Aspirasi Rakyat DPRD Banyumas. Namun, hal ini tidak menemukan titik temu, seperti
dikatakan korlap aksi, Azzy D’viastya Kesuma, “Mereka melempar-lempar,” ujarnya
(20/3).
Aksi ini membawa 8
tuntutan. Stabilkan ekonomi nasional; kontrak nasional blok mahakam;
membatalkan kontrak freeport sampai tahun 2041; mewujudkan kedaulatan pangan
2020; mencabut UU No. 12 Tahun 2012 tentang pendidikan; mewujudkan pendidikan
yang adil, demokratis dan mengabdi pada masyarakat; selesaikan kasus-kasus
ekonomi yang terjadi di daerah-daerah; dan terakhir tegakkan HAM dan
orang-orang yang telah menjadi korban kekerasan 98.
Nantinya aksi ini tidak
berhenti di sini. “Kedepannya kita bakal konstan mendatangi gedung ini. Kami
memberikan kajian, tolong kajian ini diberikan ke DPR RI untuk selanjutnya
ditindak lanjuti,” tambah Azzy.
Sebelumnya massa menggelar
konvoi sepeda motor dari patung Jenderal Soedirman sampai di Rita, dilanjutkan
long march sampai Gedung DPRD Banyumas. “Parkir di Rita, long march sampai sini (red Gedung DPRD Banyumas),” ujar M. Adnan,
mahasiswa Unsoed 2013. (Nisa L)
Posting Komentar
Silahkan berkomentar di situs persma-agrica.com