![]() | |
Suporter Unsoed melakukan aksi protes di Gor Soesilo Soedarman saat pertadingan final Rektor Cup (28/11). foto: AGC/Romdoni |
Sejak adanya program studi Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) Juni 2014 lalu, penggunaan Gelanggang
Olahraga (Gor) Soesilo Soedarman (Soesoe) kian sulit diakses. Penguasaan Gor
Soesoe oleh PJKR menimbulkan berbagai reaksi dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
di Unsoed.
Menurut Dwi
Novian Ardi, koordinator latihan fisik, Unit Pencinta Lingkungan (UPL), mengeluhkan
saat Gor digunakan PJKR, UKM lain tidak dapat mengakses, “Engga masalah sih kalau mereka pakai, tapi jadwalnya yang jelas,”ujarnya
(29/11).
Senada dengan Dwi, M. Hafiz Triabiyoso, ketua Unit
Olahraga (UOR) Faperta, merasa dirugikan
dengan penggunaan Gor Soesilo Soedarman oleh PJKR secara terus menerus, “Kita (Red:UOR)
harus mencari alternatif lapangan lain untuk latihan,’’ ungkapnya (1/12). Hafiz
menambahkan, tidak hanya UOR yang merasa dirugikan, tetapi juga relasi UOR dan
aliansi suporter sepak bola Unsoed merasakan hal serupa. Ia juga mengungkapkan jikas
hal ini terus berlanjut, aliansi supporter sepak bola akan melakukan aksi. “Aliansi
suporter akan melakukan pergerakan, dibutuhkan
informasi untuk menyuarakan hal ini, karena bukan satu atau dua fakultas, tapi
semuanya harus tahu,” jelasnya.
Tanggapan
disampaikan Kusnandar, S.Pd., M.Kes., Dosen
PJKR, menjelaskan terkait penggunaan Gor
Soesoe, “PJKR memerlukan Gor Soesoe untuk kegiatan praktik,” ujarnya (1/12). Kusnandar
juga mengakui bahwa perizinan Gor memang dialihkan, tapi tidak sepenuhnya
menjadi hak milik PJKR. Ia menambahkan, hal ini juga berkaitan dengan
diangkatnya penanggung jawab gor, Moh. Nanang
Himawan Kusuma, S.Pd., menjadi Kaprodi PJKR. “Sebenarnya bukan menguasai, tapi
kebetulan saja yang dulunya penanggung Gor sekarang menjadi Kaprodi PJKR, jadi
jatuhnya PJKR menguasai Gor padahal tidak,”pungkasnya (1/12). (Ilmi/Adi)
Posting Komentar
Silahkan berkomentar di situs persma-agrica.com