Pemilihan
Umum Raya (Pemira) sewajarnya menjadi ajang demokrasi mahasiswa di kampus,
besarnya jumlah pemilih menjadi indikator mahasiswa sadar politik. Dari data
yang dihimpun litbang agrica selama empat
kali periode pemira, menunjukan fluktuasi jumlah pemilih. Jumlah pemilih sah
terbesar terjadi pada periode pemira 2012, saat Faris Karamatul Malik menjadi
presiden BEM, 1162 suara tercontreng. Sedangkan jumlah pemilih terkecil terjadi
saat periode pemira 2014, yaitu 801 surat suara, saat Samsul Mashari menjadi
presiden BEM. Sedangkan periode selanjutnya hanya mengalami kenaikan 31 jumlah
pemilih atau 832 surat suara yang tercoblos. Minimnya partisipasi mahasiswa
menyebabkan tingginya angka golput, yaitu 68 persen dari total mahasiswa aktif
Faperta angkatan 2011-2014 yang mencapai 2600 mahasiswa.
![]() |
Infografik by Arom |
Posting Komentar
Silahkan berkomentar di situs persma-agrica.com