![]() |
Senin (15/12), Debat terbuka Capres BEM Kema Faperta no. urut 1 Febri (kiri) dan no. urut 2 Nungky ( kanan) berlangsung di Auditorium Faperta. Foto: AGC/Elin. |
Senin (15/12), Komisi Pemilihan
Raya (KPR) 2014
menggelar Debat terbuka
Calon Presiden (Capres) BEM Kema Faperta 2015 di Auditorium. Acara terbagi
dalam
tiga sesi debat, dan permasalahan
terkait Uang Kuliah Tunggal (UKT) menjadi salah satu bahasan.
Debat yang dipandu oleh Fitria Dewi Jayanti, diawali
dengan pemaparan visi dan misi tiap calon. Febri Kristianto, Capres BEM No. 1 mengungkapkan kekaryaan menjadi bagian utama
dalam visinya. “Menciptakan atmosfer BEM Kema
Faperta yang aktif berkarya dalam dedikasi,“ ungkapnya
(15/12).
Sedangkan Capres BEM No.
2, Nungky Suryo lebih mengutamakan semangat kebersamaan agar tercipta
dinamisasi di lingkungan kampus Faperta. “Terwujudnya BEM
Kema Faperta 2015 yang memiliki semangat kebersamaan untuk mewujudkan Kema
Faperta yang kondusif dan dinamis,“ ungkapnya (15/12).
Menanggapi visi-misi Capres, Ermanto
Kurniawan selaku panelis, menanyakan permasalahan Uang kuliah Tunggal (UKT) Unsoed
yang melebihi ketentuan level dari Dikti. Febri
mengungkapkan,
akan mengadakan diskusi terlebih dahulu. “Akan bertanya ke Hima-Unit tentang kebijakan kampus
ini,” ujarnya. Nungky
mengamini hal tersebut.
Pada sesi ketiga sekaligus sesi terakhir, Muhammad
Hafizh Tri Abiyoso, Ketua Umum Unit Olahraga (UOR) menanyakan hal serupa, “L:alu langkah konkrit apa yang bisa dilakukan terkait
masalah UKT ini,” tegasnya (15/12). Febri beranggapan akan mengadvokasi
Birokrat agar turut meningkatkan fasilitas kampus. “Menaikkan nominal UKT harus diimbangi dengan peningkatan
fasilitas kampus,” ungkapnya. Hal berbeda disampaikan
oleh Nungky, “Langkah konkrit yang akan dilakukan adalah menggerakkan
isu UKT dengan sistem jemput bola,“ ujarnya.
(Selpi/Laras)
Posting Komentar
Silahkan berkomentar di situs persma-agrica.com