Judul :
Ibuk
Pengarang :
Iwan Setyawan
Terbit :
Cetakan Pertama Juni 2012
Penerbit :
PT.Gramedia Pustaka Utama Jakarta
ISBN :
978-979-22-8568-0
Sukses
dengan novel national best seller “9
Autums, 10 Summer, Dari Kota Apel ke The Big Aple” Iwan Setyawan kembali menelurkan buah
karyanya yang berjudul Ibuk. Novel yang sarat nilai kemanusiaan dan penghargaan
atas sosok mulia bernama Ibu.
Seorang
playboy pasar yang juga kernet angkot akhirnya mendaratkan hatinya pada gadis
penjual pakaian bekas bermata teduh di Pasar Batu. Tanpa persiapan, tanpa rasa
takut, ketulusan, dan kesederhanaan mereka memulai hidup baru. Gadis itu bahkan
tidak lulus SD dan sang playboy pun tidak lulus SMP.
Namun begitulah hidup,
mereka melawan rasa takut dan menantang dunia untuk kehidupan yang lebih baik.
Keduanya menjadi Ibuk dan Bapak kini. Ibuk melahirkan anak pertama nya,
kemudian menyusul lahirlah anak ke-2 dan sampailah pada anak ke5. Anak-anak
semakin besar, semakin besar pula pundi-pundi uang yang harus mereka kumpulkan.
Tak hanya itu untuk urusan sekolah, makan sehari-hari, rumah yang bocor,angkot
yang selalu ngadat, hingga rapot yang tertahan mengharuskan Ibuk mengirit
pengeluaran dan memastikan anak-anak dan suami tidak mengeluh meski dirinya
mengalah tak kebagian. Harta baginya adalah anak-anaknya dan suaminya.
Air
matanya mengadu tenang, sederhana pinta dan caranya. Iwan seakan bercerita dan
mengorek sanubari kita secara jujur sehingga membaca novel ini kita merasakan
arti perjuangan dan pengorbanan. “Family is the greatest treasure” amatlah benar. Namun salah satu tokoh inti
diakhir cerita kurang ter explore akan seperti apakah, walaupun tidak
mempengaruhi keseluruhan cerita. Selalu ada saja hal yang dikerjakan Ibuk,
feminitas dan pengabdian tak harus
dengan intelektualitas yang tinggi. Diantaranya doa Ibuk telah mengantarkan
putra putri nya bisa sekolah dan mendapat “nilai”.
Bahkan sampai ke Manhattan
New York! Ibuk tak pernah mengecap di belahan dunia manakah itu, memimpikan
mimpi itu sangat mudah! Anak Ibuk mempunyai misi yang harus terselesaikan walau
ada yang dikorbankan. Misi apa yang ditempuh dan seperti apa bagi sang pemberi
napas kehidupan? Akankah Ibuk dan Bapak meraih dunianya? “A mother knows what
her child’s gone through, even she didn’t see it her self.” (Pramoedya Ananta
Toer). Home is where heart is. Bagaimana
pendapatmu?
Oleh : Putri Tresna (Agrica 2010)
Posting Komentar
Silahkan berkomentar di situs persma-agrica.com